Polimer emulsi akrilik sering digunakan dalam bidang-bidang seperti pencetakan cat, flocking elektrostatik, laminasi kain, pengecilan benang dan pemrosesan coating. Jadi, bagaimanakah proses reaksi polimerisasi emulsi ini? Mari kita lihat bersama dengan penulis!
Tahap pembentukan partikel lateks: Dalam sistem dispersi air yang mengandung emulgator dan sejumlah kecil monomer, jumlah misel dalam emulsi akrilik jauh lebih besar daripada jumlah tetesan monomer. Oleh karena itu, inisiator larut dalam air memulai reaksi polimerisasi dalam fase air. Ketika konsentrasi monomer dalam air rendah, radikal bebas monomer yang terbentuk juga akan memasuki bundel solubilizer untuk tumbuh. Bundel solubilizer kemudian menjadi partikel lateks dari monomer dan polimer. Pada akhir tahap ini, misel menghilang dan semua membentuk partikel lateks.
Tahap polimerisasi seragam: Pada tahap ini, jumlah partikel lateks yang telah terbentuk tetap tidak berubah, dan konsentrasi monomer dalam partikel lateks juga konstan. Penghentian inisiator dalam partikel mendominasi, sementara penghentian dalam fase air dapat diabaikan. Laju desorpsi radikal bebas sangat kecil dan dapat diabaikan dibandingkan dengan laju adsorpsi. Tahap ini dimulai dari akhir tahap pertama sampai tetesan monomer menghilang. Ini adalah tahap yang sangat penting dalam proses agregasi.
Tahap perlambatan: Pada tahap awal, konsentrasi monomer partikel lateks menurun sangat lambat, sementara volume partikel lateks tidak hanya tidak berkurang tetapi juga meningkat seiring dengan peningkatan laju konversi. Ketika monomer yang terlarut dalam fase air habis, konsentrasi monomer dalam partikel lateks secara bertahap menurun seiring dengan peningkatan laju konversi. Seiring dengan peningkatan laju konversi, konsentrasi monomer dalam partikel lateks mulai menurun dengan cepat. Pada saat yang sama, karena polimer lebih padat daripada monomer, volume partikel lateks akan sedikit menyusut seiring dengan peningkatan laju konversi. Pada tahap ini, konsentrasi monomer dalam partikel lateks terus menerus menurun. Karena peningkatan viskositas dan perlambatan laju penghentian, fenomena percepatan otomatis akan terjadi. Seiring dengan peningkatan laju konversi, konsentrasi polimer dalam partikel lateks semakin besar. Rantai makromolekul saling berentang, menyebabkan viskositas dalam partikel lateks meningkat dan hambatan yang lebih besar terhadap difusi rantai radikal bebas. Efek gelasi terjadi, yang menyebabkan peningkatan laju reaksi polimerisasi, peningkatan berat molekul, dan distribusi berat molekul yang lebih luas.
Itulah seluruh proses reaksi polimerisasi emulsi akrilik yang diperkenalkan penulis kepada Anda. Karena perbedaan dalam bahan baku dan rasio yang digunakan, kinerja emulsi ini bervariasi, dan akibatnya, aplikasinya juga berbeda.